SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
DEFINISI :
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka
pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal,
and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran
berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu
entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan
operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan
aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang
mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah: (1) Penjualan produk
atau jasa, (2) Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari
suplier, (3) Penerimaan kas, (4) Pengeluaran kas kepada suplier, (5)
Pengeluaran kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi
akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi
perusahaan. Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh
aktivitas yang disebut pemrosesan informasi. Sebagian dari keluaran yang
diperlukan oleh pemroses informasi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi,
seperti laporan keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar
diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai
tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan
perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan.
Pengertian Sistem Informasi
Akuntansi Menurut Ahli
1. Menurut
Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6) merupakan struktur yang menyatu dalam suatu
entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah
data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pemakainya
(users).
2. Beberapa
batasan pengertian (definisi) Sistem Informasi Akuntansi lain yang dapat
dikutip misalnya pendapat Wilkinson (1990) bahwa sistem informasi akuntansi
adalah merupakan sistem informasi formal, memiliki tujuan (kegunaan), tahap,
tugas, pengguna, dan sumber daya dan mencakup ke seluruh kegiatan perusahaan
dalam penyediaan informasi bagi semua pengguna di perusahaan tersebut.
3. Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood
dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (1996, h.1) pengertiansistem
informasi akuntansi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti: manusia dan
peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi akuntansi.”
Informasi ini dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai
pengambilan keputusan.
4. Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi menutut Mulyadi (2001, h.3) mendefinisikan, “Sistem
akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
5. Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi Menurut Niswonger, Fess & Warren diterjemahkan
oleh Ruswinarto, H. (1995, h.248), adalah suatu sarana bagi manajemen
perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk mengelola
perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi pemilik, kreditor, dan
pihak lain yang berkepentingan.”
6. Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi menurut
Baridwan (1998, h.6), terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur
dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu mengenai usaha
suatu kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam
bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manejemen untuk mengawasi
usaha-usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang
saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.”
Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer
perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan
yang berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna
output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta
pihak luar seperti investor dan kreditor. Konsep perancangan sistem seharusnya
mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu
diperhatikan dalam prioritas perancangan sistem menurut Wilkinson (1993):
1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek
seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih
besar.
2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat
dari tujuan perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem.
4. Melayani berbagai macam tujuan.
5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna
sistem (user).
Tinjauan Mengenai Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Sebagai bahasa bisnis
akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian
bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada pemakainya. Informasi akuntansi
merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh
manajemen. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh suatu sistem dibedakan
menjadi dua, yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen.
Pemakai informasi akuntansi pun terdiri dari dua kelompok,
yaitu pemakai eksternal dan pemakai internal. Yang dimaksud dengan pemakai
ekseternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan,
pemasok, pesaing, serikat kerja dan masyarakat. Sedangkan pemakai internal
adalah pihak manajer dari berbagai tingkatan dalam organisasi bersangkutan.
Sistem Informasi Akuntansi(SIA) dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem
informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang
berguna bagi pemakainya.
Adapun tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai
berikut:
1. mendukung operasi-operasi sehari-hari
2. mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
pertanggungjawaban
Siklus Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi memiliki beberapa sistem-sistem
bagian (sub-system) yang berupa siklus-siklus akuntansi. Siklus akuntansi
menunjukkan prosedur akuntansi mulai dari sumber data sampai ke proses
pencatatan/pengolahan akuntansinya. Siklus akuntansi dibagi menjadi:
1. Siklus pendapatan
2. Siklus pengeluaran kas
3. Siklus konversi
4. Siklus manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
5. Siklus buku besar dan laporan keuangan
Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dkimulai
dari bagian penjualan otorisasi .kredit, pengambilan barang, penerimaan barang,
penagihan sampai dengan penerimaan kas. Siklus pengeluaran kas merupakan
prosedur pengeluaran kas mulai dari proses pembelian sampai ke proses
pembayaran. Siklus konversi merupakan siklus produksi mulai dari bahan mentah
sampai ke barang jadi. Siklus manajemen Sumber Daya Manusia melibatkan prosedur
penggajian. Siklus buku besar dan pelaporan keuangan berupa prosedur pencatatan
dan perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan laporan-laporan keuangan
yang datanya diambil dari buku besar
Manfaat dalam SIA
Menyediakan
informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama
pada value chain secara efektif dan efisien.
Meningkatkan
kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
Meningkatkan
efisiensi
Meningkatkan
kemampuan dalam pengambilan keputusan
Meningkatkan
sharing knowledge
menambah efisiensi
kerja pada bagian keuangan
Pengertian Pengendalian Intern Serta Hubungan Dengan Sistem
Informasi Akuntansi
Sistem pengendalian intern merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem informasi akuntansi. Tanpa dukungan sistem pengendalian
intern yang memadai sistem informasi akuntansi tidak akan dapat menghasilkan
informasi yang handal untuk pengambilan keputusan. Sistem pengendalian intern
yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi sangat berguna untuk mencegah
dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Sistem pengendalian intern juga
dapat digunakan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga dapat
dikoreksi.
1. Pengertian Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.
Pengawasan intern (Internal Control) dalam arti sempit,
pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan mendatar (crossfooting)
maupun penjumlahan menurun (footing). Dalam artian luas, pengawasan intern
tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat-alat yang
digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Pengawasan intern itu meliputi
struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat yang dikoordinasikan yang
digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan
efisiensi di dalam operasi, dan membantu dipatuhinya kebijaksanaan manajemen
yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah dipaparkan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu rancangan
prosedur organisasional yang mendorong terciptanya kebijakan manajemen untuk
menciptakan efisiensi operasional, melindungi aktiva, serta yang terpenting
untuk mencegah penyelewengan terhadap aktiva perusahaan.
2. Fungsi Pengendalian Intern
Dengan melihat definisi sistem pengendalian intern di atas
maka fungsi pengendalian intern dapat dibagi atas:
Melindungsi harta
perusahaan dari tindakan dan keadaan yang merugikan, misalnya pencurian,
kerugian dan kerusakan.
Mengecek kerusakan
data akuntansi, sehingga dapat menghasilkan data yang dapat diandalkan dalam
pengambilan keputusan.
Meningkatkan
efisiensi usaha dalam beroperasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
pengulangan kerja yang tidak perlu dan merupakan pemborosan dalam seluruh aspek
usaha.
Mendorong
ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen membuat
berbagai peraturan dan prosedur untuk pencapaian tujuan perusahaan.
3. Unsur-unsur Pengendalian Intern yang Berbasis Komputer
Suatu pengendalian intern yang baik tidak luput dari
berbagai unsur-unsur yang mendukung. Unsur-unsur pengendalian intern yang
berbasis komputer terdiri dari:
a. Pengendalian umum
Pengendalian umum bukan merupakan subtitusi pengendalian
aplikasi. Pengendalian umum dipandang perlu tetapi tidak mencukupi bagi
pengendalian transaksi. Pengendalian umum merupakan suatu standar dan paduan
yang digunakan karyawan dalam melaksanakan fungsinya yaitu:
- Pengendalian organisasi, ditujukan untuk melakukan
pemisahan secara jelas antara fungsi pengolahan data elektronik (EDP) dengan
fungsi-fungsi lainnya dalam organisasi. Di dalam fungsi EDP itu sendiri perlu
diadakan pemisahan antara fungsi perencanaan sistem dan penyusunan program,
fungsi operasi fasilitas pengolahan data, serta fungsi penyimpanan program dan library. Hal ini
dimaksud untuk:
Menciptakan
pengecekan silang terhadap ketelitian dan kewajaran perubahan yang dimaksud
dalam sistem.
Mencegah operator
komputer melakukan perubahan terhadap program tanpa ijin dan tanpa pengujian
terlebih dahulu.
Mencegah akses terhadap komputer oleh pihak yang tidak
berwenang.
Mendorong
efisiensi karena tiap fungsi memerlukan kemampuan serta keahlian yang berbeda
dalam melaksanakan kegiatannya.
- pengendalian terhadap:
Prosedur
penelaahan dan pengesahan sistem baru yang dilaksanakan oleh komisi yang
berwenang.
Prosedur pengujian
program yang dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa program sesuai dengan
spesifikasi dan rancangan serta mencakup logika pengambilan keputusan dan
pengolahan data.
Prosedur perubahan
program yang dilaksanakan oleh fungsi perancangan sistem dan program. Prosedur
ini harus dirumuskan dengan baik untuk tujuan yang tidak diotorisasi.
Dokumentasi
merupakan sarana yang penting untuk memahami dan mengevaluasi program dan
merupakan catatan historis terhadap semua perubahan pada program.
b. Pengendalian Transaksi:
- Pengendalian Input:
Pengendalian masukan yang dimaksud untuk meyakinkan bahwa
semua data transaksi telah dicatat dengan teliti, lengkap dan tepat waktu. Ada
beberapa langkah pengumpulan data yaitu:
Otorisasi
transaksi penjualan yang terkomputerisasi secara tumpuk dilakukan dengan
memeriksa tumpukan dokumen sedangkan secara online verifikasi dilakukan dengan
menggunakan kata sandi. Jika seseorang pengguna memberikan kata sandi yang
benar maka dianggap oleh sistem memiliki otorisasi untuk masuk ke dalam sistem.
Prosedur otorisasi umum dapat diperketat dengan membatasi jenis data yang boleh
diterima dan mencatat upaya akses ke dalam sistem oleh pengguna.
Pendesainer screen
data entry, harus terprogram dengan baik sehingga memudahkan dalam proses
pencatatan data transaksi secara online. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam rancangan tampilan layar monitor yaitu: tersedianya layar
monitor yang menampilkan format dokumen masukan yang merupakan faktur penjualan
pada sistem online, penyesetan tanggal dan waktu transaksi secara otomatis pada
tanggal transaksi, adanya kode rekening atau kode produk yang dapat diinput ke
dalam komputer.
Validasi terhadap
data input dilakukan dengan melakukan cek validitas yang memeriksa apakah data
yang dimaksudkan sudah ada dalam sistem komputer, malekukan cek field (data
item) yang memeriksa apakah data yang dimasukkan ke dalam suatu field sudah
sesuai, mencek batas untuk memeriksa apakah data kuantitatif yang dmasukkan
tidak melewati batas meksimum yang telah ditetapkan, melakukan cek logika untuk
memeriksa apakah data input tersebut sudah logis, mencek digit untuk memeriksa
apakah kode yang dimasukkan susunannya sudah benar.
Pengiriman data
transaksi dapat dilakukan dengan cek pantulan (echo check) yang dilakukan
dengan pengiriman kembali data ke terminal untuk dibandingkan dengan data yang
dikirimkan, cek ganda yang dilakukan dengan manambah item data (field) agar
akurasi data yang dikirimkan dapat di cek, cek kelengkapan yang dilakukan
dengan memeriksa apakah semua data yang diinput telah sesuai. Bila ada data
yang belum terkirim maka komputer akan memberikan tanda dengan menampilkan
pesan dilayar monitor.
- Pengendalian Proses
Pengendalian proses merupakan pengendalian yang dirancang
sesuai dengan aplikasi-aplikasi tertentu. berikut ini kategori pengendalian
proses, yaitu:
Total check
dipergunakan untuk mendeteksi apakah semua data yang dioleh sudah lengkap dan
telah benar, kontrol check dihitung oleh komputer sewaktu proses pengolahan
data dicetak mesin printer dan hasilnya dibandingkan dengan total yang
seharusnya. Pengecekan total hasil
penginputan dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan seperti hilang
atau rusaknya data.
Cek logika proses
dilakukan untuk mengetahui kesalahan secara logika data yang dihasilkan oleh
proses komputer
Pengendalian
setiap proses dilakukan dengan mencetak laporan setiap kali selesai menjalankan
suatu proses. Pengendalian ini sangat tepat untuk pengolahan data secara batch
sedangkan untuk pengolahan data secara online dapat dibuatkan pada akhir setiap
hari.
- Pengendalian Output
Pengendalian output dirancang untuk menjamin bahwa output
yang dihasilkan oleh sistem sudah lengkap, akurat, dan didistribusikan kepada
pemakai yang tepat. Pengendalian output meliputi:
1. Pengendalian Pendesainan Format Laporan
Laporan yang merupakan hasil output dari suatu sistem
informasi yang baik memudahkan pemakai untuk memahami lebih baik isi laporan
tersebut. Ada bebrapa hal penting dalam pendesainan laporan yang baik yaitu:
nama laporan merupakan judul halaman dari suatu laporan yang dimaksudkan untuk
melakukan identifikasi laporan. Waktu dan tanggal laporan dibuat yang
dimaksudkan untuk melakukan pengendalian terhadap berbagai laporan yang
dihasilkan selama sehari, jumlah halaman beserta kopiannya dibuat untuk
mencegah halaman yang hilang pada saat pendistribusian.
2. Pengendalian Distribusi Laporan Secara Online
Pengendalian distribusi laporan secara online dibutuhkan
perusahaan untuk mencegah kemudahan akses oleh pihak yang tidak berhak
mendapatkan laporan tersebut. Pengendalian distribusi laporan ini ditujukan kepada
sistem jaringan komputer baik pemakai yang dituju maupun pihak EDP sebagai
pengelola laporan. Selain itu, sistem jaringan dapat dilengkapi dengan
menggunakan perlindungan password. Orang-orang berhak saja dapat mengetahui
kata kunci password tersebut.
System Informasi Penjualan adalah sub system informasi bisnis yang
mencakup kumpulan procedure yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi,
membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan
bagian lain yang berkepentingan, mulai dari diterimanya order penjualan
sampai mencatat timbulnya Tagihan/Piutang Dagang.
Jenis Penjualan
Terdapat beberapa cara dalam menjual. Untuk itu sistem yang
diaplikasikan disesuaikan dengan operasi dilapangan. Dalam pembahahan
ini saya membahas pada sebuah perusahaan dagang yang
teridentifikasi beberapa jenis Penjualan di Perusahaan ini yaitu ;
- Penjualan Langsung yaitu penjualan dengan mengambil barang dari
supplier dan langsung dikirim ke customer.
- Penjualan Stock Gudang yaitu penjualan barang dari stock yang telah
tersedia di gudang
- Penjualan Kombinasi ( langsung + Stock ) yaitu penjualan dengan
mengambil barang sebagian dari supplier dan sebagian daris stock yang
tersedia di gudang.
Unit Organisasi yang terkait
Procedure penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan
dengan maksud agar transaksi penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan
baik.[1]
Dalam system berjalan sesungguhnya terdapat unit-unit fungsional namun
belum mendukung arus informasi dapat berjalan dengan baik. Hal ini
merupakan salah satu hambatan yang menyebabkan proses pencatatan
transaksi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Terdapat 8 (Delapan) unit organisasi yang diperlukan dalam sistem
penjualan dan pembelian yaitu :
- Bagian Order Penjualan
- Bagian Otorita Kredit
- Bagian Billing/Piutang
- Bagian Stock & Delivery
- Bagian Buku Besar
- Bagian Pembelian
- Bagian Gudang
- Bagian IT/Pengolahan Data Elektoronik
Dokumen yang digunakan
- Penawaran Harga (PH)
- Order
Form (OF)
- Memo
- Purcahse Order (PO)
- Surat Pengantar Supplier (SPS)
- Berita Acara Penerimaan
- Delivery
Order / Surat Pengantar / Surat Jalan (DO/SP/SJ)
- 1 & 2 Tembusan pengiriman
- 3 Tembusan langganan
- 4. Arsip bagian delivery
- Surat
Perintah/permintaan Pengeluaran barang (SPB)
- Invoice/Faktur
- 1. Invoice
- 2. tembusan Piutang
- 3. tembusan Jurnal
- 4. arsip di bagian order penjualan
- Faktur Pajak
- 1. Faktur Pajak
- 2. Arsip
- 3. Extra Copy
- Kwitansi
Sumber daya
- Hardware : Menggunakan fasilitas yang telah tersedia dengan
tambahan link
- Brainware : Menggunakan Personal yang telah ada dengan memberikan
pelatihan
Strukture Organisasi
Sasaran
- Automatisasi system akuntansi Penjualan
- Terbentuk system pengolahan data terdistribusi
- Mengurangi volume pekerjaan bagian akuntansi
- Menghindari keterlambatan laporan akuntansi Penjualan
- Dll
Waktu yang diperlukan
- Aplikasi Penjualan sudah dapat digunakan Juni 2005 untuk
bagian-bagian tertentu dan efektif mulai awal periode akuntansi 2006
Biaya
- Konsultan/dokumentasi : -
- Programmer : -
- Pelatihan : -
Uraian Prosedur
Bagian Order Penjualan / Sales/Marketing
- Merima Order dari langganan. Order dari langganan diterima dalam
bentuk (PO) dari langganan melalui fax atau secara langsung yang
kemudian dicatat dalam order form. Permintaan secara lisan melalui
Telephone tidak dapat dilayani.
- Memverikasi order langganan mencakup data pelanggan secara lengkap
termasuk alamat penyerahan barang yang diinginkan customer, Quantity,
dan merawat validasi data tersebut melalui workstation yang ada pada
bagian penerimaan order untuk mengecek pemenuhan order, meliputi nama
product, nomor surat pesanan atau pemesan, harga, tanggal penyerahan
barang, dll.
- Mencatat order langganan ke sistem komputer dan menerbitkan dokumen
order penjualan. Dokumen ini selanjutnya berfungsi sebagai surat
permintaan pengadaan barang (stock request). Bila barang yang dipesan
tidak tersedia atau persediaan di gudang tidak mencukupi, maka akan
direkam sebagai back order. (order yang belum terpenuhi). Order
penjualan di print out melalui printer di bagian penerimaan order
- Membawa dokumen order penjualan ke bagian otorita kredit untuk
mendapat persetujuan penjualan kredit. Bila Customer tetap dapat
langsung ke bagian Stock & Delivery.
- Mengadakan contact dengan pelanggan mengenai pemenuhan order.
Bagian Kredit
- Menerima dokumen order penjualan dari bagian penerimaan order
- Memeriksa status langanan melalui workstation yang ada di bagian
otorita kredit
- Berdasarkan informasi yang diperoleh dilayar komputer, kemudian
memutuskan apakah order ini dapat dipenuhi
- Menyerahkan kembali dokumen order penjualan yang sudah di verifikasi
dan ditandatangani, dan diteruskan ke bagian Stock & Delivery.
- Menerima faktur lembar ke-1, Faktur Pajak lembar ke satu dan
Delivery Order lembar ke-1 yang telah diverifikasi oleh oleh langganan
dan mengarsipnya urut tanggal.
Bagian Stock & Delivery
- Menerima Oder Penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita
kredit dari bagian order penjualan
- Menyiapkan Dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan. Bila
barang tidak tidak tersedia di gudang meneruskan order penjualan ke
bagian pembelian barang dagang.
- Mencatat pembelian, berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh
sopir untuk barang yang langsung dijual atau Surat Jalan supplier yang
ditandatangani oleh bagian gudang untuk barang yang masuk ke gudang.
- Membuat Delivery Order untuk order penjualan yang telah mendapat
otorisasi dari bagian otorita kredit
- Membuat surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang, untuk
penjualan yang mengambil barang di gudang. Atau meminta PO/Memo untuk
mengambil barang di supplier dari bagian pembelian barang dagang.
- Menyerahkan Delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon
pengeluaran barang atau PO/Memo ke bagian transportasi (sopir) untuk
meminta barang ke gudang atau mengambil barang di supplier.
- Menerima Deliveri order lembar 1 & 2 yang telah ditanda
tangani/diverifikasi oleh Langganan
- Menerbitkan listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat
invoice.
Bagian Gudang
- Menerima Perintah/Permintaan Barang
- Menyediakan barang sesuai dengan Surat perintah/permintaan/Bon
pengeluaran barang (Deliveri Order tidak boleh digunakan untuk
pengeluaran barang karena tidak semua penjualan menggunakan barang yang
ada di gudang)
- Mengembalikan Perintah/Permintaan/Bon pengeluaran barang kepada
sopir untuk ditandatangani dan meminta copynya setelah ditandatangi.
- Mencatat Pengeluaran Pada Kartu Persediaan
Bagian Transportasi (Sopir)
Penjualan langsung (Barang langsung dari Supplier)
- Menerima PO/Memo, Delivery Order dari bagian Stock & Delivery
- Meminta barang ke supplier menggunakan PO/Memo
- Menerima surat Jalan/Surat Pengantar Supplier
- Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh supplier dengan
memo/Po/Surat Jalan Supplier
- Menanda tangani Surat Jalan Supplier dan meminta copynya.
- Membawa dan Menyerahkan barang ke customer
- Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
- Meminta Lembar Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda
tangani
- Menyerahkan Delivery Order lembar 1 & 2 kepada Invoice (melalui
Kurir)
- Menyerahkan Copy Surat Jalan/Surat Pengantar Supplier yang telah
ditanda tangani ke bagian Stock. & Delivery (melalui Kurir)
Penjualan Barang Dari Stock Gudang
- Menerima Surat Perintah/Permintaan pengeluaran Barang, Delivery
Order
- Meminta barang ke gudang dengan meyerahkan Surat Perintah/Permintaan
Pengeluaran Barang.
- Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh bagian gudang
- Menanda tangani Surat Perintah/Permintaan barang dan meminta copynya
kepada bagian gudang.
- Menyerahkan barang kepada customer
- Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
- Meminta Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
- Menyerahkan delivery Order lembar 1& 2 kepada bagian Invoice
(melalui Kurir)
- Menyerahkan Surat Perintah Pengeluaran barang yang telah
ditandatangi ke bagian Stock & Delivery. (melalui Kurir)
Bagian Invoice/Faktur
- Menerbitkan Faktur berdasarkan data delivery order yang telah di
entry oleh bagian stock & delivery. Pembuatan faktur ini cukup
dengan memasukan nomor order penjualan yang sudah direkam file server
- Menerbitkan faktur pajak.
- Menerbitkan listing penjualan harian
- Mendistribusikan Dokumen
- Invoice/Faktur, Faktur Pajak lembar ke-1, Deliveri Order lembar ke-1
ke bagian Kredit
- Tembusan Penjualan ke pemegang buku piutang
- Tembusan Jurnal, Faktur Pajak lembar ke-2, Faktur Pajak Lembar ke-2
Ke bagian buku besar
- Mengarsip Invoice lembar ke-4, Delivery order lembar ke-2, faktur
pajak lembar Extra Copy.
Bagian Administrasi Keuangan
Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi
akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan
menyusun laporan keuangan. Bagian administrasi keuangan yang
berhubungan dengan system penjualan adalah :
Bagian Piutang
- Menerima faktur lembar ke-2 & 3 dari bagian Invoice
- Merekam data transaksi penjualan dengan cara memasukan nomor order
penjualan. Perekaman meliputi data transaksi piutang
- Mengarsip lembaran faktur lembar ke-2 urut tanggal
- Mengumpulkan faktur lembar ke-3 dalam suatu periode harian
- Menyerahkan satu kumpulan (batch) dari faktur lembar ke-3 bersama
batch control sheet bersangkutan ke bagian buku besar.
- Membuat surat penagihan
B. Bagian buku besar
Bagian Jurnal Penjualan
- Menerima copy list penjualan harian yang dilampirkan copy faktur
(tembusan Jurnal) dan Delivery Order lebar ke- 2 yang telah
diverifikasi oleh penerima barang.
- Menerima copy Faktur Pajak.
- Mencatat Jurnal transaksi Penjualan
Bagian Jurnal Pembelian
- Menerima Copy Po dari bagian pembelian
- Menerima bukti penerimaan barang dari bagian penerimaan
- Mencatat Jurnal transaksi yang menyebabkan timbulnya utang
Bagian pengolahan IT/Data elektronik
Bagian IT tidak melakukan fungsi pemasukan data karena semua input
telah dimasukan melalui terminal masing-masing bagian. Yang dilakukan
oleh bagian ini adalah mengendalikan arus informasi dan mengevaluasi
laporan-laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi yang selanjutnya
diserahkan ke bagian yang berwenang untuk dapat menentukan tindakan apa
yang perlu dilakukan.
Bagian IT memberikan support terhadap berjalannya arus informasi dengan
baik, pengendalian proses, pemilihan teknologi dll.
Jumlah personal untuk mengisi bagian-bagian tersebut diatas sangat
tergantung pada kebutuhan dimana ada bagian yang dapat digabung sehingga
beberapa bagian ditanggani oleh seorang personil dan sebaliknya ada
bagian yang harus dimekarkan sehingga satu bagian diisi oleh beberapa
personal. Arus dokumen disesuaikan dengan bagian yang ada.
sumber :
awsitee.blogspot.com
ilmuakuntansi.web.id
eliscikuk.blogspot.com
www.ilmu-ekonomi.com
irwan-cahyadi.blogspot.com